Waspadai Keganasan si ‘Setan Merah’ !
Lintasmediaonline.com – Sempat terseok-seok di awal musim, Manchester United sudah mulai menemukan irama permainannya jelang pertengahan musim. Hal itu terlihat dari rekor enam kemenangan beruntun di Premier League dan tujuh kemenangan beruntun di semua ajang.
Korban terakhir yang merasakan keganasan Zlatan Ibrahimovic cs adalah West Ham United. Meski bermain di kandang, The Hammers tak mampu menahan laju Setan Merah dan dipaksa menelan kekalahan dua gol tanpa balas.
Kemenangan ini juga memberikan rekor tersendiri bagi tim besutan Jose Mourinho. Jika ditotal, The Red Devils sukses tak terkalahkan dalam 13 laga terakhirnya. Itu menjadi rekor terbaik mereka sejak Maret 2013 atau masa-masa terakhir Sir Alex Ferguson bertugas di Old Trafford.
Lini pertahanan MU pun dinilai telah membaik. Sebab, dari enam kemenangan beruntun yang telah diraih di Premier League, gawang David De Gea hanya kebobolan tiga gol dan lini serang berhasil mencetak 12 gol.
Torehan kemenangan ini bahkan masih berpotensi untuk diperpanjang oleh Setan Merah. Sebab, dalam dua laga berikutnya, MU hanya menghadapi dua tim yang levelnya berada satu tingkat di bawahnya, yakni Reading dan Hull City, masing-masing di Piala FA dan Piala Liga.
Satu hal yang disayangkan hanyalah MU masih berada di peringkat keenam klasemen sementara meski sudah mencatatkan enam kemenangan beruntun. Namun, itu sudah menjadi alarm peringatan dari Setan Merah kepada tim-tim lain yang berada di atasnya.
Peran Ibrahimovic dan Pogba
Kebangkitan MU juga tak lepas dari peran dua pemain yang paling penting dalam skuat MU, yakni Ibrahimovic dan Paul Pogba. Keduanya menjadi pusat dari permainan The Red Devils sejauh ini.
Didatangkan dari Juventus dengan mahar £89 juta dan menjadikannya pemain termahal dunia, sudah barang tentu MU berharap banyak dari pemain asal Prancis itu. Meski mengawali musim dengan lambat, Setan Merah akhirnya bisa menuai hasil investasinya jelang pertengahan musim.
Sempat diragukan karena tak mampu beradaptasi dengan cepat, Pogba akhirnya menjawab dengan membawa MU meraih enam kemenangan beruntun. Sejauh ini, dia juga telah mencetak empat gol dan mencatatkan tiga assists di Premier League.
Perkembangan Pogba di MU juga telah menimbulkan kecemasan bagi legenda Liverpool, Steven Gerrard. Menurutnya, Pogba bisa menjadi ancaman The Reds demi meraih gelar juara Premier League.
“Saya melihat Pogba semakin meningkat di tiap pekan, dia semakin kuat. Jelas, dia memiliki talenta yang fenomenal. Dia datang ke Premier League dengan banderol mahal, wajar jika dia merasa tekanan di awal. Tapi kini dia mulai menemukan ritme dan berada di posisi ideal,” kata Gerrard kepada Goal International.
Hal yang sama juga terjadi kepada Ibrahimovic. Striker berpaspor Swedia berusia 35 tahun itu juga dinilai telah habis saat bergabung ke kubu Old Trafford.
Sempat mementahkan anggapan tersebut pada awal musim dengan mencetak gol di tiga laga awal Premier League, Ibra sempat absen mencetak gol untuk Setan Merah pada medio September hingga Oktober 2016.
Kegagalan Ibra untuk mencetak gol kembali mencuatkan anggapan jika kemampuan sang pemain veteran telah habis. Untungnya, dia berhasil mencetak gol lagi untuk MU di Premier League saat menumbangkan Swansea City pada November 2016.
Sejak saat itu, Ibra langsung tancap gas dan sejauh ini dia berhasil mencetak 13 gol di Premier League serta menjadi top scorer sementara MU. Dia pun dengan percaya diri melontarkan komentar yang membungkam para pengkritiknya.
“Saya memiliki tahun yang fantastis bersama Paris Saint Germain. Dan, saya datang ke Manchester United, enam bulan pertama saya sangat mengagumkan. Saya datang ke Premier League dan semua berkata ‘Ini tidak akan mudah’ untuk saya. Tapi seperti biasa, saya akan buat mereka diam,” ujarnya.
Mourinho Sindir Liverpool dan Chelsea
Meraih enam kemenangan beruntun tak hanya menambah kepercayaan diri pemain MU, tetapi juga Mourinho. Usai timnya meraih kemenangan kontra West Ham, pria asal Portugal itu melontarkan komentar yang bernada menyindir Liverpool dan Chelsea.
Hal itu bukan tanpa alasan. Sebab, di saat bersamaan Liverpool meraih hasil imbang kontra Sunderland yang sedang berjuang untuk keluar dari zona degradasi.
Atas kegagalan itu, MU hanya terpaut lima poin dari Liverpool, yang saat ini masih bertahan di peringkat kedua. Mourinho pun menyindir kegagalan Liverpool, menghadapi Sunderland yang saat ini sedang terancam degradasi di posisi 18 klasemen sementara.
“Saya berpikir tentang Chelsea dan Tottenham Hotspur, karena salah satu dari mereka akan kalah, atau keduanya imbang. Juga tentang Liverpool, jadi kami memperoleh dua poin (selisih poin berkurang dengan kegagalan Liverpool menang atas Sunderland),” kata mantan manajer Chelsea.
Tak hanya Liverpool, Mourinho juga diketahui menyindir Chelsea. Hal itu lantaran jumlah libur yang dimiliki tim besutan Antonio Conte lebih banyak dari tim lainnya.
Sejak boxing day bergulir, seluruh tim Premier League memang mengalami jadwal yang padat. Terlebih memasuki awal tahun.
Hal itu terlihat dari jadwal MU yang harus bermain dua kali dalam rentan waktu dua hari saja. Jika dilihat dari waktu istirahat, sudah tentu dua laga itu terlalu sempit untuk pemulihan. Apalagi beberapa klub ada yang harus bermain hanya kurang dari 24 jam.
Berbeda dengan Chelsea yang baru akan bermain Rabu, 4 Januari 2017, setelah terakhir bermain pada 31 Desember 2016 kemarin. Tak heran, Mourinho menyindir jadwal yang menguntungkan mantan tim besutannya.
“Terkait laga Tottenham melawan Chelsea, saya harap itu akan jadi pertandingan luar biasa, mereka adalah dua tim hebat dengan keuntungan yang tak dimiliki orang lain jadi mereka lebih segar,” ujarnya.