Tujuh Fakta Unik Perayaan Tahun Baru Imlek
Lintasmediaonline.com – Warga keturunan Tionghoa merayakan Tahun Baru Imlek hari ini, Sabtu (28/1/2017).
Itu artinya, tahun shio ayam api sudah dimulai.
Siklus tahun shio hewan berulang setiap 12 tahun sekali. Selain 2017, tahun 1945, 1957, 1969, 1981, 1993 dan 2005 juga merupakan tahun ayam.
Seperti dikutip dari chinahighlights.com, masyarakat Tionghoa memiliki dua alasan mendasar mengapa merayakan Tahun Baru Imlek atau juga disebut Festival Musim Semi.
Pertama, untuk merayakan kerja keras yang telah dilakukan setahun sebelumnya.
Oleh karena itu, tahun baru adalah waktu yang tepat untuk beristirahat dan bersantai bersama keluarga.
Kedua, berharap agar lebih berutung dan sejahtera di tahun yang akan datang.
Ada banyak tradisi menarik saat perayaan Festival Musim Semi dilakukan.
Mulai dari memberikan amplop warna merah hingga reuni bersama keluarga layaknya Idul Fitri.
Berikut tujuh tradisi unik itu.
1. Mendekorasi Rumah dan Bangunan dengan Hiasan Warna Merah
Merah diyakini menjadi warna keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa. Tak heran ketika tahun baru datang, rumah, bangunan dan jalan didekorasi dengan berbagai hiasan warna merah, termasuk lampion yang berwarna demikian.
Oleh karena 2017 ini adalah tahun ayam, maka berbagai dekorasi yang berhubungan dengan ayam jantan banyak terlihat.
2. Memberikan Amplop Warna Merah
Istilah angpao sudah sangat familiar bagi orang Indonesia, merujuk pada pemberian sejumlah uang. Saat tahun baru Imlek, orang-orang juga akan memberikan uang pada anak-anak atau para pensiunan, dalam bungkusan amplop warna merah.
Angpao tidak biasa diberikan pada sesama orang dewasa, kecuali antara majikan dan bawahannya. Tradisi berbagi rezeki ini sama seperti ketika Natal dan Idul Fitri.
3. Makan Bersama Keluarga
Saat Festival Musim Semi Datang, orang-orang akan pulang kampung untuk berkumpul bersama keluarga. Tak heran, warga negara China berbondong-bondong untuk mudik jelang Imlek, seperti ketika Lebaran.
Lalu saat malam tahun baru, mereka akan berkumpul bersama keluarga masing-masing, untuk menyantap makanan dan menghabiskan waktu bersama.
4. Diakhiri dengan Cap Go Meh
Tidak hanya sekadar makan dan berkumpul bersama keluarga, berbagai kegiatan budaya juga digelar untuk merayakan Imlek. Barongsai atau tarian singa adalah salah satu yang paling sering dijumpai di Indonesia.
Sedangkan di China utara, orang-orang akan menggelar tarian tradisional dengan pakaian warna-warni, yang dilakukan oleh laki-laki ataupun perempuan. Perayaan tahun baru ini kemudian diakhiri dengan Cap Go Meh, yang dilakukan 15 hari setelah Imlek.
Ini melambangkan berakhirnya perayaan tahun baru tersebut. Biasanya, Cap Go Meh dilakukan dengan berbagai kegiatan dan jamuan besar.
5. Menyalakan Petasan
Tidak hanya sekadar menyalakan petasan, tetapi masyarakat Tionghoa akan menyalakan empat petasan dengan tingkat kekerasan suara yang berbeda. Petasan pertama dengan bunyi letusan kecil melambangkan selamat tinggal tahun lama.
Sedangkan kencangnya letusan yang terakhir diyakini menandakan keberuntungan di tahun yang akan berjalan.
6. Makan Makanan Keberuntungan
Memakan makanan tertentu selama perayaan Tahun Baru Imlek diyakini dapat membawa keberuntungan. Salah satu yang menjadi hidangan wajib adalah ikan karena dianggap akan mendatangkan keuntungan yang berlipat-lipat.
Selain ikan, ada pula pangsit, lumpia, kue beras ketan, dan nasi manis yang biasa disantap saat Imlek.
7. Berdoa di Kuil
Berdoa di kuil adalah kegiatan yang sangat diberkati dan akan menyebabkan kehidupan lancar di tahun yang akan datang. Di Shanghai, orang-orang akan datang ke Longhua Temple, kuil terbesar di kota itu, untuk berdoa.