Korea Selatan dan Amerika Serikat Bahas Latihan Militer dengan Senjata Nuklir
SEOUL – Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengatakan bahwa Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) sedang mendiskusikan kemungkinan perencanaan dan latihan bersama menggunakan pembangkit listrik tenaga nuklir Amerika.
Langkah itu dilakukan mengingat meningkatnya ancaman nuklir dan rudal dari Korea Utara (Korut), kata Yoon dalam sebuah wawancara surat kabar. Surat kabar Chosun Ilbo mengutip Yoon yang mengatakan bahwa perencanaan dan latihan bersama ditujukan untuk menerapkan “pencegahan yang ditingkatkan” AS secara lebih efektif.
Istilah ini mengacu pada kemampuan militer AS, khususnya kekuatan nuklirnya, untuk menghalau serangan terhadap sekutu AS. “Senjata nuklir adalah milik Amerika Serikat, tetapi perencanaan, pembagian informasi, latihan, dan pelatihan harus dilakukan bersama oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat,” kata Yoon.
Dia menambahkan bahwa Washington juga “cukup positif” tentang gagasan itu. Baca juga:
Balas dendam Ukraina terhadap Israel di Perserikatan Bangsa-Bangsa, komentar Yoon muncul sehari setelah media pemerintah Korea Utara melaporkan bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyerukan rudal balistik antarbenua baru dan persenjataan nuklir yang lebih besar untuk melawan ancaman pimpinan AS.
Saat ini, ketegangan antar Korea semakin meningkat. Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak pendek di lepas pantai timurnya pada hari Minggu.
Tes senjata malam jarang terjadi pada Hari Tahun Baru. Sebelumnya pada hari Sabtu, peluncuran tiga rudal balistik mengakhiri tahun 2022, yang ditandai dengan rekor jumlah rudal.
Di tengah negosiasi persenjataan nuklir Korea Selatan, Yoon mengatakan mempertahankan NPT tetap penting.