Kontrak Diputus, 14 PHL Mengadu ke Ahok
Jakarta – Sebanyak 14 Pekerja Harian Lepas (PHL) Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur mendatangi Rumah Lembang, Rabu (18/1/2017) siang.
Mereka datang untuk mengadu soal kejelasan status sebagai PHL yang kini seolah terkatung-katung.
Suadji, salah satu PHL, mengaku sudah bekerja sebagai PHL di Jatinegara, Jakarta Timur sejak 2013. Menurut pengakuan Suadji, pada 3 Januari 2017 kontrak mereka diakhiri.
“Nilai kami dibilang tidak cukup untuk memenuhi persyaratan. Padahal kami sudah lengkapi semua berkas dan ikut tes urinenya segala macem,” ungkap Suadji.
Ia bersama teman-temannya pada 27 Desember 2016 mengurus perpanjangan kontrak dengan membawa berkas, mulai dari KTP, NPWP hingga uang sebesar Rp 300 ribu untuk tes urine, juga sudah dikumpulkan.
“Tanggal 31 Desember nama sudah terpampang di board kalau kami lulus. Sudah ada undangan untuk nego gaji juga,” jelasnya.
Bahkan, Suadji dan teman-temannya pernah diminta masuk untuk piket malam tahun baru. Ia dan teman-temannya baru pulang pukul 05.00 WIB setelah piket tahun baru. Namun, pada 3 Januari lalu, Suadji menemukan namanya tak lolos sebagai PHL tahun ini.
“Sepulang kerja hari Selasa, 3 Januari, dikasih tulisan tidak boleh dilanjutkan karena tak lolos,” keluhnya.
Bukan hanya Suadji, melainkan ada puluhan pekerja lain yang juga tak lolos. Mereka adalah PHL yang sudah bekerja sejak lama. Sementara, PHL yang diterima merupakan PHL yang baru bekerja.
Suadji mengaku sudah bertemu Kasudin Kebersihan Jakarta Timur. Mereka dijanjikan bekerja mulai Maret.
“Kami enggak puas. Nanti kalau Pergub ganti gimana macem-macem. Kami mau makan apa?” ucapnya.
“Tadi pagi kami ketemu Sumarsono, tapi disuruh datang besok. Makanya kami inisiatif ketemu Pak Ahok,” imbuhnya.
Siang ini Suadji bersama pasukan oranye lainnya ingin meminta bantuan dari Gubernur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Namun, Suadji tak bisa menemui Ahok lantaran seragam yang ia pakai merupakan milik Pemprov DKI.
Alhasil, beberapa dari tim sukses Ahok-Djarot tak memperkenankan mereka masuk untuk bertemu calon petahana gubernur DKI Jakarta itu.