Ini Dia Bagian Dari Pidato Megawati yang Dianggap Menodai Agama, PDIP: Kami Akan Bela Ketua Umum Kita

0 0

5885d39062ba9-presiden-joko-widodo-dan-megawati-soekarnoputri_663_382

Jakarta – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, telah dilaporkan oleh beberapa pihak kepada kepolisian terkait dugaan penistaan agama yang dilakukannya saat memberikan pidato di Sumatera beberapa waktu lalu.

Pelaporan itu buntut dari perintah petinggi FPI, Rizieq Shihab, yang berpesan kepada pengikutnya untuk ramai-ramai melaporkan Megawati setelah pemeriksaan di Polda Senin lalu.

Politikus PDIP, Maruarar Sirait, mengatakan pihaknya akan tetap menghormati proses hukum. Namun, ia juga berkomitmen bahwa PDIP akan terus membela dan mendukung Ketua Umumnya.

“Ini negara hukum, kita hormati hukum yang ada. Tapi kita juga akan bela Ketua Umum kita, pasti,” ujar Maruarar di kantor lembaga survei Indikator Politik Indonesia, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu, 25 Januari 2017.

Namun ketika ditanya apakah akan ada langkah lanjutan untuk melaporkan balik sang pelapor, Maruarar tak mau berkata banyak. Menurutnya, hal tersebut adalah ranah dari bagian hukum partai.

“Itu bisa tanyakan ke divisi hukum. Yang jelas secara individu maupun institusi partai, kami akan dukung Ketua Umum,” tegasnya.

Megawati dilaporkan ke Badan Reserse Kriminal Mabes Polri oleh lembaga swadaya masyarakat Aliansi Anak Bangsa Anti Penodaan Agama pada 23 Januari 2017. Megawati dituduh melakukan penodaan agama sebagaimana diatur Pasal 156 dan atau 156a Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP).

Megawati dianggap menodai agama karena pidato yang disampaikannya dalam perayaan Hari Ulang Tahun ke-44 PDIP di Jakarta pada Selasa, 10 Januari 2017.

Berikut ini bagian pidato Megawati yang dinilai menodai agama: “Para pemimpin yang menganut ideologi tertutup pun memosisikan diri mereka sebagai pembawa self fulfilling prophecy; para peramal masa depan. Mereka dengan fasih meramalkan yang akan pasti terjadi di masa yang akan datang, termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana, padahal notabene mereka sendiri tentu belum pernah melihatnya.”

Tinggalkan Pesan

Your email address will not be published.